Sunday, October 23, 2016

Wisata Semarang : Curug Tujuh Bidadari

Histori Curug 7 Bidadari
Curug 7 Bidadari merupakan salah satu dari sekian banyak objek wisata yang ada di Kabupaten Semarang. Curug 7 Bidadari terletak di sebuah desa terpencil di Kecamatan Sumowono. Desa Keseneng adalah sebuah desa yang tergolong beruntung karena memiliki Curug 7 Bidadari. Adanya Curug 7 Bidadari membuat Desa Keseneng menjadi Desa yang terkenal dan banyak di cari oleh orang. Selain adanya sebuah wisata yag indah (Curug 7 Bidadari), orang-orang datang ke Keseneng karena adanya air bertuah yang juga berada di Curug 7 Bidadari. Air bertuah ini konon dapat mengabulkan segala permohonan. Menurut pengakuan seorang tokoh dari Desa Keseneng dalam sebuah pengendongan (Mendatangi rumahnya dengan sengaja untuk mendapatkan informasi) “mbiyen ki wonten mas tiang estri, mpun rodo berumur niku mas, ketoke telulimonan, urung nduwe bojo mas. Terus rene, ngombe karo raup banyu bertuah iku. Nah selang setengah sasi tiang estri sing wau niku rene neh mas. Ngomong karo aku nek saikine wis ono sing nglamar nah sesasi sewise iku rene neh nggowo bojone. Tapi yo ora mung iku mas sakjane yo okeh. Wong-wong sing pengen naik jabatan yo do rono biasane mas. buktine kadang neng kotak amal iku pernah ono sing se amplop isine sak juto mas. lha nek wong sing urung sukses tenanan lha yo paling mung ngisi sepuluh ewu opo malah sewu rongewu lah kan mas. ora mung iku mas wong sing loro struk wis parah ono sing rene yo alhamdulilah mari iku mas. terus wong sing urung ndue momongan yo do rene yo alhamdulilah di paringi niku mas, momongan.”. “dahulu itu mas, ada seorang wanita umurnya sekitar dua puluh lima tahun, belum mempun
yai suami. Lalu datang kesini, minum dan cuci muka di air bertuah itu. Nah, setelah setengah bulan kemudian wanita itu datang lagi kesini mas. Bicara ke saya kalau sekarang sudah ada yang melamar, setengah bulan nya lagi kesini lagi membawa suaminya. Tapi ya itu mas sebenarnya ya banyak. Orang-orang yang ingin naik jabatan ya biasanya datang kemari mas. Buktinya kadang di kotak amal itu pernah ada yang mengisi satujuta di amplop. Lah, kalau ada orang yang belum sukses paling cuma mengisi sepuluh ribu, seribu sampai duaribu saja mas. tidak hanya itu mas orang yang sakit struk kesini alhamdulillah juga ada yang sembuh mas. ters orang yang belum punya momongan pada kesini juga alhamdulillah diberi itu mas, momongan.”.

Gambar Air Bertuah
Banyak orang beranggapan tentang kisah Jaka Tarub ketika mendengan Curug 7 Bidadari, namun sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan kisah itu. Nama Curug 7 Bidadari adalah nama yang sengaja di buat oleh masyarakat sekitar dengan kesepakatan bersama. Sebelum berganti nama menjadi Curug 7 Bidadari curug itu adalah Curug Bali. Masyarakat menganggap nama itu kurang menjual karena nama Bali sudah terkenal dan berada di daerah Bali atau Pulau Bali. Namun sebenaranya kata Bali di sini berasal dari kata Wali karena ada yang namanya kedung Wali di Curug itu. Wali sendiri berasal dari kata Kuali yaitu alat yang digunakan untuk memasak. Menggunakan nama wali karena kedung itu berbentuk seperti kuali.
Nama Curug 7 Bidadari tidak semata-mata diberikan untuk menggugah daya tarik pengunjung, akan tetapi nama Curug 7 Bidadari yang berasal dari kata curug yang berarti air terjun yang ada di lokasi wisata Curug 7 Bidadari ada 7 aliran. Sedangkan nama bidadari di berikan karena konon sesepuh yang ada di desa Keseneg pada jaman dahulu pernah melihat pelangi dari Kedung Kemuning ke Kedung Wali. Konon kepercayaan masyarakat jawa tentang pelangi adalah adanya bidadari dari kayangan yang turun mandi di sungai yang ada di bumi. Adanya cerita tersebut masyarakat Keseneng percaya bahwa Kedung Wali sering digunakan untuk mandi oleh pada Widadarai atau Bidadari dalam bahasa Indonesia. “Sangertine kulo awit cilik Curug 7 Bidadari niku asline Curug Bali ning mergo jenenge wis ono neng wisata Pulau Bali dadi di ganti mas. warga Keseneg kabeh do rembugan ngganti jeneng curug lha ketemu Curug 7 Bidadari. Jeneng Curug 7 Bidadari ora asal jeneg mas. ora asal nggo gawe penasaran wong ning ono ceritone. Mbiyen ono wong sing angon kebo neng sawah sekitar mriku weruh ono pelangi mlungker seko kedung Kemuning tekan kedung Wali. Menurut wong mbiyen nek ono pelangi iku temurune widadari seko kayangan meh adus. Nah kenopo di jenegi Curug 7 Bidadari mergo curuge yo ono pitu mas.” “Setahu saya dari kecil Curug 7 Bidadari bernama asli Curug Bali, tetapi karena nama tersebut sudah dipakai di wisata Pulau Bali, jadi diganti mas. Semua warga Keseneng melakukan kumpulan untuk mengganti nama curug, nah hasil kesepakatan ketemu nama Curug 7 Bidadari. Nama Curug 7 Bidadari tidak asal hanya nama saja mas. tidak asal untuk membuat penasaran orang tetapi tetap ada ceritanya. Dahulu, ada orang yang mengembala kerbau di sawah sekitar curug melihat ada pelangi melingkar dari kedung Kemuning sampai kedung Wali . Menurut cerita orang dahulu kalau ada pelangi itu turunlah bidadari dari kahyangan untuk mandi. Nah kenapa dinamai curug 7 bidadari itu karena ada tujuh air terjun.”
Setelah membahas mengenai nama Curug 7 Bidadari, kali ini kita beralih ke proses pembuatan atau asal usul terbukanya Curug 7 Bidadari. Curug yang terletak di Desa Keseneng Keccamatan Sumowono ini dibuka oleh adanya kesadaran dari setiap masyarakat keseneng. Kesadaran yang di maksud adalah kesadaran adanya potensi sebuah wisata. Namun awalnya ada sebuah salah paham dengan Kabupaten sebelah yaitu Kabupaten Kendal. Kabupaten Semarang dengan kabupaten kendal bersebelahan dan hanya terpisah oleh sebuah sungai yaitu sungai Palebur Gongso. Pada tahun 2009 kabupaten Kendal mengklaim bahwa Curug Palebur Gongso merupakan milik dari Kabupaten kendal. Hal itu membuat warga Dusun Keseseh Desa Keseneng merasa geram dan melakukan sebuah gerakan yaitu dengan ikut membuka dan mengklain Curug Palebur Gongso juga miliknya. Hal itu membuat pemerintah Kabupaten Kendal dengan Kabupeten semarang mencari titik temu atau unrtuk menyelesaikan kesalah pahaman ini. Sedikit cerita mengenai Curug Palebur Gongso, Curug Palebur Gongso juga merupakan sebuah potensi wisata yang terletak di sekitar Desa Keseneg. Curug Palebur Gongso mengapa dinamakan Curug Palebur Gongso karena konon merupakan sebuah tempat yang sering disebut dalam cerita pewayangan sebagai tempt pertapaan oleh Kumba Karna. Di area Curug Palebur Gongso ada Goa yang disebut Goa Palebur Gongso. Goa itulah yang disebut Goa tempat pertapaan Kumba Karna. Nama Palebu Gongso Berarti Palebur Dosa. Konon pada saat itu Kumba Karna bertapa di situ untuk menebus kesalahanya. Begitulah sedikit singgungan mengenai Curug Palebur Gongso.
Gambar Curug Palebur Gongso
Perselisihan atau perseteruan memperebutkan Curug Palebur Gongsolah yang menjadi latar belakang di bukanya Curug 7 Bidadari ini. Pada tahun 2009 pemerintah kabupaten semarang serta Dinas Pariwisata mendatangi Desa Keseneng untuk menyelesaikan masalah. Akhirnya terciumlah potensi yang lebih menarik yaitu Curug 7 Bidadari. Akses jalan yang sudah baik, tempat yang lapang, dan masih banyak latar belakang lain yang pemerintah serta dinas pariwisata menganggap nilai atau potensi dari Curug 7 Bidadari lebih bagus dari pada Curug Palebur Gongso. Hal itu membuat warga Keseng optimis dan bergotong royong selama lebih kurang tujuh bulan untuk membuka Curug 7 Bidadari menjadi wisata serta menjadikan Desa Keseneng menjadi desa wisata.
Gamabar Proses pembuatan wisata Curug 7 Bidadari
Warga Keseneg sangat bersemangat hingga tak jarang mereka bergotong royong samapai jam dua pagi selama kurun waktu tujuh bulan itu. Berkat kerja keras warga Keseneg tepat tanggal 20 Mei 2010 diresmikanlah Curug 7 Bidadari. Setiap tahun tepat tanggal 20 Mei Curug 7 Bidadari memperingati hari lahirnya dengan melakukan syukuran dan berbagai macam hiburan. Informasi ini saya dapatkan langsung dari Pak Basuki dan Pak Sabar tokoh masyarakat Desa Keseneng.

Gambar Peresmian Curug 7 Bidadari


Selain hal tersebut di atas, potensi lain yang ada di area Wisata Curug 7 Bidadari adalah adanya sebuah makam tua. Makam yang dijadikan sebagai wisata religi. Konon makam ini adalah makam sesepuh desa keseneg yaitu Mbah Kyai Mandung. Konon Mbah Kyai Mandung adalah seorang prajurit dari kerajaan ngajogjokarto yang di utus untuk mengamankan wilayah keseneg. Mbah kyai mandung dianggap sebagai sosok yang gagah perkasa dan di agungkan di dareah keseneg tak jarang upacara nyadran dirayakan dengan sangat mewah di Desa Keseneng. Nama Mbah Kyai Mandung disebut-sebut sebagai nama julukan karena beliau datang seorang diri dalam artian tidak bersama anak dan istri. Masyarakat jawa menganggap orang yang tidak mempunyai anak disebut “Mandul” oleh karena itu beliau disebut dengan julukan Mbah Kyai Mandung.

Gamabar Makam Mbah Kyai Mandung

auhor: tim kkn alternatif UNNES 2015

0 komentar

Post a Comment