Friday, October 21, 2016

Apa itu Biopiracy?

Biopiracy isn't about biology..
it's about Indonesia








Biopiracy mencakup kajian ilmu pengetahuan yang amat luas baik sains maupun sosial seperti sosial pariwisata hukum, hubungan internasional, ekonomi maupun politik. Untuk itu perlu kesinergisan dari berbagai pihak agar permasalahan ini bisa di kendalikan.



#Stop Biopiracy merupakan suatu upaya penghentian praktik pencurian materi genetik dan keanekaragaman hayati di Indonesia.  dengan mengajak berbagai pihak untuk mulai “melek” dan bertindak untuk penghentian Biopiracy.



Contoh isu Biopiracy seperti  bunga anggrek yang dikembangkan di Amsterdam berasal dari Papua, dalam hal ini Amsterdam sudah

mengajukan surat pernyataan kepada WHO bahwa bunga anggrek tersebut tidak untuk digunakan sebagai pemanfaatan bioteknologi.
“Beberapa spesis bunga anggrek tidak lagi ditemukan  di tempat lain (endemik). Bunga anggrek yang subur, indah, dan sangat mempesona dapat dijumpai di Negara Turki, padahal Negara Turki sendiri bukan habitat asli bunga anggrek,”

“Hai kau negara yang sudah maju, apabila kau mengambil sesuatu dari negara berkembang, bayarlah royalti. Bukan kau yang patenkan kemudian kami yang harus bayar pada engkau”

Biopiracy adalah praktik eksploitasi sumber daya alam dan pengetahuan masyarakat tentang alamnya tanpa izin dan pembagian manfaat. Biopiracy bisa juga dikatakan sebagai bentuk penja
jahan, bukan penjajahan fisik melainkan
penjajahan intelektualitas. Biopiracy adalah istilah yang menjelaskan masalah pencurian materi genetik yang disalah gunakan keberadaannya untuk dikomersialisasikan dan sifatnya hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Indonesia merupakan negara berkembang sekaligus merupakan Center of Biodiversity sehingga posisinya sangat strategis untuk kemudian diinfiltrasi dan diobrak-abrik kekayaan hayatinya. Sekarang ini sedang marak-maraknya peneliti asing baik governmentmaupun non-government datang ke Indonesia dengan berbagai macam kedok, diantaranya dengan membangun kerjasama penelitian. Tidak hanya itu mereka juga masuk dengan cara berpura-pura menjadi turis. Dengan topeng tersebut para peneliti asing mengambil kekayaan hayati di Indonesia untuk kemudian diteliti (Pradhitaningrum, 2013).

StopBiopiracy!! Yes We Can!!

0 komentar

Post a Comment