Sejak zaman dahulu, masyarakat memperbaiki mutu produk-produk olahan fermentasi hanya dengan mencoba saja, tanpa menyadari jika mutu hasil olahan fermentasi sesungguhnya bergantung pada perbaikan kondisi bagi pertumbuhan mikroorganisme pelaku fermentasi. Sebagai contohnya yaitu pembuatan minuman anggur di Yunani yang sudah dikerjakan berabad-abad silam sedemikian lamanya sehingga mereka percaya jika minuman tersebut direka oleh dewa Dionysius. Di Mesopotamia disebut dengan bir, Cina kiu, merupakan olahan minuman fermentasi dari beras, Jepang mempunyai olahan kecap yang diperoleh dari fermentasi kacang- kacangan, dan Mongolia mempunyai koumiss berupa olahan fermentasi dari susu unta atau kuda betina yang diragikan.
Pada masa itu memang tidak ada satupun masyarakat yang tidak memanfaatkan fermentasi dalam pembuatan olahan makanan ataupun minuman, namun mereka pada zaman dahulu belum mengetahui bagaimana proses untuk memperbaiki mutu produknya dari segi mikroorganismenya.
0 komentar
Post a Comment